Kementerian PU Ajak Masyarakat Tanam Pohon

Arief: Penebangan Tak Imbang dengan Penanaman 500 Pohon Ditanam di Kawasan Kacang Pedang
PANGKALPINANG- Kementerian Pekerjaan Umum (PU) mengajak masyarakat untuk aktif dan sadar melestarikan lingkungan dengan gerakan penanaman pohon. Karena saat ini, penggunaan pohon atau kayu masih dilakukan oleh masyarakat sementara tidak dibarengi dengan gerakan menanam. Kepala Puslitbang Perumahan dan Permukiman Kementerian PU, Arief Sabaruddin menyebutkan, untuk bahan bangunan, banyak masyarakat yang masih menggunakan kayu, bahkan membutuhkan banyak kayu untuk membangun rumah sederhana. "Kayu masih dibutuhkan dan aman bahkan rumah berbahan kayu justru lebih tahan gempa dan animo masyarakat untuk menggunakan kayu masih tinggi," kata Arief usai kegiatan penanaman pohon di Kolong Retensi Kacang Pedang, Pangkalpinang, Senin (17/12/2018). Semakin banyak pohon yang dimanfaatkan, lanjut dia, maka ketersediaan pohon akan berkurang, demikian juga resapan air menjadi berkurang. Oleh karenanya, PU menggagas kegiatan menanam secara serentak di seluruh Indonesia untuk penyelamatan lahan dan air. "Dulu, setiap keluarga apabila ada yang melahirkan atau kelahiran anak, bapaknya menanam pohon, karena dia tau kelak ketika si anak berusia 25-30 tahun membutuhkan kayu untuk membuat rumah, tapi sekarang enggak ada lagi budaya seperti ini," ulasnya. Arief berharap, masyarakat juga aktif melakukan gerakan menanam pohon untuk menjaga kelestarian lingkungan. "Pohon yang sudah ditanam ini, kita jaga bersama, bukan hanya orang PU saja yang harus menjaga, tapi bersama-sama dan butuh sinergi," tandasnya. Untuk pembangunan satu unit rumah sederhana, sebutnya, membutuhkan paling tidak 3 kubik kayu dan belum semuanya pembangunan rumah mengganti material kayu dengan material lainnya, sehingga kebutuhan akan kayu semakin besar. "Alternatif bahan bangunan ada cuma kayu yang belum ada pengganti, lebih baik kita optimalkan dengan salah satu cara yang dilakukan berlomba-lomba menanam pohon, ayo kita nanam pohon," ajaknya. Sementara itu, Kepala Dinas PUPR Babel Noviar Ishak menambahkan, dulu Babel memiliki pepohonan khas, seperti kayu ramin yang sekarang sudah tidak ada lagi. Mungkin, katanya, dulu ada pengambilan secara besar-besaran. "Kita juga ada pinang merah kita lebih bagus dari Jambi, kita juga punya kantong semar (ketuyut) yang lebih bagus dibanding daerah lain, kalau semua diambil tanpa ditanam kembali akan habis," imbuhnya. Dia juga mengajak, semua elemen untuk menanam pohon dan pohon yang telah ditanam harus dijaga dirawat agar jangan sampai setelah kegiatan menanam ditinggal begitu saja tanpa dijaga. "Kalau bisa menanam, siap tanam siap tumbuh, kalau besar bisa bertahan, ini harus dijaga," tegasnya. Gerakan penanaman pohon, tambah Noviar perlu bersinergi dengan stakeholder dan masyarakat untuk menyelamatkan lahan dan air, agar daerah aliran sungai kritis yang ada semakin berkurang sehingga air bisa dimanfaatkan. Selain itu, juga dapat meningkatkan luasan dan kualitas ruang terbuka hija. Dalam gerakan menanam pohon ini dilakukan penanaman sebanyak 500 pohon jenis ketapang kencana, pinang, sukun, mangga, pinang baskara, trembesi dan jenis pohon lainnya.(nov/10)
Light Dark